Berapa banyakkah sebenarnya hadis Rasulullah SAW itu?
Apakah benar jumlah seluruhnya lebih dari 500.000 hadis?. Alangkah banyak-nya?
Hal ini kami ajukan sebagai pertanyaan dikarenakan adanya pertanyaan dari teman-teman non muslim mengenai banyaknya hadis Rasulullah SAW yang tadinya kami kira hanya ratusan atau paling banyak hanya ribuan. Tetapi, ketika ada yang menyatakan. Jumlah hadis itu sampai puluhan ribu, bahkan ada yang menyampaikan bahwasanya hadis itu sampai ratusan ribu banyaknya, kami menjadi tersentak dan terkejut (kaget). Alangkah banyaknya!
Kemudian mengenai cakupan isi hadis-hadis Rasulullah SAW itu sepertinya ca-kupan isinya sangat luas dan tidak terbatas. Sepertinya mengenai segala hal. Apakah benar bisa begitu bahwasanya Rasulullah SAW mempunyai pengetahuan dan ilmu dalam segala hai. Bukankah Rasulullah SAW juga “manusia biasa yang mempunyai keterbatasan?”
Kemudian kami dengar ada pula mendengar adanya permasalahan dengan keotentikan dari hadis-hadis Rasulullah SAW itu, mengingat pencatatan hadis-hadis yang segitu banyak baru berlangsung sesudah lebih seratus tahun dari wafatnya Rasulullah SAW.
Jawaban :
Dimaksudkan dengan hadis Rasulullah SAW adalah semua periwayatan dari Rasulullah SAW dan semua periwayatan tentang Rasulullah SAW. Dalam pengertian ini biasanya dikatakan bahwa hadis Rasulullah SAW terbagi atas tiga hal, yaitu:
- Ucapan (perkataan) Beliau SAW.
- Perbuatan Beliau SAW.
- Pembenaran dan penolakan Beliau SAW atas sesuatu.
Sebenarnya masih ada satu hal lagi, yaitu periwayatan tentang pri keadaan Rasulullah SAW, yaitu pri keadaan fisik dan kebiasaannya.
Mengingat rentang waktu Beliag SAW hidup sebagai Nabi dan Rasul adalah selama 22 tahun lebih sedikit. Yaitu sekitar 22,5 tahun, maka tidaklah mengherankan bila begitu banyak hadis yang diriwayatkan dari Beliau SAW.
Kemudian perlu diingat Beliau SAW mempunyai sahabat yang sangat banyak. Yang terdiri atas sahabat-sahabat utama, yaitu mereka yang sangat dekat dengan kehidupan Rasulullah SAW, maupun sahabat-sahabat yang tidak sangat dekat.
Ditakrifkan (didefinisikan) oleh para ulama bahwa yang dimaksudkan dengan sahabat ialah orang-orang yang bertemu dengan Rasulullah SAW dalam keadaan beriman kepada kenabian dan kerasulannya, serta meninggal dunia dalam keadaan beriman itu (meninggal dunia dalam keadaan Islam). Dengan demikian orang yang bertemu dengan Rasulullah SAW dalam keadaan tidak beriman, apa lagi dalam keadaan memusuhi Islam tentulah tidak tergolong sahabatnya. Bahkan orang yang bertemu dengan Rasulullah SAW, namun baru beriman setelah Beliau SAW wafat tidaklah tergolong sebagai sahabatnya. Begitu juga, orang yang beriman kepada Beliau SAW ketika Beliau masih hidup, namun murtad setelah Beliau SAW meninggal dunia, juga bukanlah sahabatnya.
Dari penjelasan tentang siapa yang dimaksudkan dengan sahabatnya itu, maka di dapatilah pengertian bahwa seluruh penduduk Madinah yang beragama Islam (muslim) adalah tergolong sahabatnya. Baik yang laki-laki, maupun yang perempuan. baik yang tua, maupun yang muda.
Kemudian mereka yang menyertainya dalam berbagai peperangan yang bahu membahu dengan Beliau SAW dalam membela Islam, baik penduduk Madinah, ataupun diluar penduduk Madinah adalah sahabatnya.
Terakhir sekali, para ulama sepakat bahwa seluruh umat Islam yang menyertai Beliau SAW menyelenggarakan haji pada tahun 10 H, yaitu yang dikenal sebagai “haji wada’” (haji perpisahan), karena lebih kurang 3 bulan setelah haji itu Rasulullah SAW wafat adalah tergolong sahabatnya. Mereka yang yang mengikuti haji wada’ itu menurut catatan ada sekitar 110.000 orang. Padahal pada waktu itu, kaum muslimin yang tidak berhaji bersama Beliau SAW juga cukup banyak. Sehingga dengan demikian pada hari-hari terakhir kehidupannya Rasulullah SAW mempunyai sahabat adalah ratusan ribu orang.
Bila setiap satu orang sahabatnya meriwayatkan satu hadis, maka terdapat ratusan ribu hadis
Ratusan ribu hadis itu bukan berarti ratusan ribu pokok bahasan. Misalnya, kaum muslimin yang berhaji bersama Beliau SAW pada tahun 10 H itu meriwayatkan tentang tata cara haji yang dijalaninya pada waktu itu, masing-masing meriwayatkan apa yang mereka kerjakan dan apa yang mereka dengar dari Rasulullah SAW. Hadisnya bisa ratusan ribu, namun pokok bahasannya tentang berbagai hal yang terbatas. Yaitu tentang rukun haji. Dan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ibadah haji.
Setiap sahabat yang meriwayatkan satu hadis, dihitung satu hadis. Periwayatan tentang hadis yang sama, mungkin sekali diriwayatkan juga oleh sahabat yang lain, karena saat peristiwa itu terjadi memang banyak sahabat bersama Rasulullah SAW.
Banyaknya periwayatan tentang suatu pokok bahasan yang sama justru memperkuat tentang hadis yang diriwayatkan. Sehingga generasi muslimin yang datang belakangan, dapat meneguhkan bahwa sesuatu hai yang disampaikan oleh lebih dari seorang sahabat itu adalah kuat dan dapat dijadikan pegangan.
Memang benar pencatatan hadis Rasulullah SAW terjadi lama setelah Rasulullah SAW wafat. Tapi, jangan salah paham, bersamaan dengan berkembangnya pencatatan berkembang pula “ilmu hadis”, yaitu ilmu yang menyeleksi hadis dari dua sisi, yaitu :
- Seleksi atas isi hadis.
- Seleksi terhadap orang-orang yang meriwayatkan hadis.
Seleksi atas isi hadis dirinci atas berbagai pokok, seperti
- Kesesuainnya dengan Al Qur’an.
- Gaya bahasa Nabi SAW.
- Kesesuainnya dengan akai yang sehat.
- Dan berbagai macam syarat lainnya.
Adapun mengenai para periwayatnya, dilakukan penelitian tentang kehidupan mereka orang per orang. Dan itu bukanlah pekerjaan yang sederhana, karena menyangkut lebih dari 500.000 orang. Sehingga akhimya diketemukanlah sekitar 10.000 hadis mutawatir dan hadis sahih yang isinya mencakup tentang berbagai hal yang ada dan yang terjadi dimasa hidupnya Rasulullah SAW. Dan karena Rasulullah SAW lebih dari ilmuwan biasa, Beliau SAW adalah utusan Allah SWT maka cakupan isinya adalah luas dan tentang segala sesuatu yang ada pada masanya bahkan ada pula tentang masa depan.
Sumber : Buletin Dakwah Al-Huda No. 1138 Tahun ke-23 - 5 September 2008
0 komentar:
Posting Komentar